ItulahPenjelasan dari pertanyaan Jika harga BBM dan gas 3 kg diumumkan naik oleh Pemerintah, maka permintaan akan BBM dan gas 3 kg akan? Kemudian, kami sangat menyarankan anda untuk membaca juga soal Debit adalah lengkap dengan kunci jawaban dan penjelasannya. Apabila masih ada pertanyaan lain kalian juga bisa langsung ajukan lewat kotak komentar dibawah - Kunci
Dilansirdari Ensiklopedia, jika harga bbm dan gas 3 kg diumumkan naik oleh pemerintah, maka permintaan akan bbm dan gas 3 kg akan menurun. Baca Juga : Kerja paksa yang diberlakukan Pemerintah Belanda pada rakyat Indonesia dinamakan?
Menurutensiklopedia, Jika harga BBM diumumkan akan naik maka permintaan BBM akan . pada saat ini? jawabanya adalah turun
Jikaharga BBM diumumkan akan naik maka permintaan BBM akan pada saat ini a. turun d.rata-rata Iklan Jawaban 4.7 /5 90 TnAnswering A. turun karena prinsip permintaan adalah semakin tinggi harga suatu barang, semakin rendah jumlah permintaannya. Sebaliknya semakin rendah harga suatu barang, semakin tinggi jumlah permintaannya.
Vay Tiền Nhanh Chỉ Cần Cmnd. JAKARTA, - Pemerintah mengisyaratkan segera mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak BBM bersubsidi berdasarkan pernyataan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan pada pekan lalu. Menurut Luhut, Presiden Joko Widodo kemungkinan akan mengumumkan kenaikan harga bahan BBM subsidi Pertalite dan Solar pada pekan ini. Luhut mengungkapkan, harga BBM subsidi saat ini sudah membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN hingga Rp 502 triliun. "Nanti mungkin minggu depan Presiden akan mengumumkan mengenai apa bagaimana mengenai kenaikan harga ini BBM subsidi. Jadi Presiden sudah mengindikasikan tidak mungkin kita pertahankan terus demikian karena kita harga BBM termurah di kawasan ini. Kita jauh lebih murah dari yang lain dan itu beban terlalu besar kepada APBN kita," kata dia dalam Kuliah Umum Universitas Hasanuddin pada Jumat 19/8/2022. Baca juga Luhut Bilang, Jokowi Mungkin Umumkan Kenaikan BBM Minggu Depan Soal dampak kenaikan harga BBM subsidi ke inflasi, Luhut mengatakan, hal itu akan tergantung dari besaran harga kenaikan harga Pertalite dan Solar. Menurut dia, kebijakan kenaikan harga BBM merupakan salah satu cara pemerintah untuk mengurangi beban APBN. Selain itu, pemerintah mengaku sudah melakukan upaya peralihan ke kendaraan listrik, penggunaan biofuel. "Jadi tadi mengurangi pressure ke kita karena harga crude oil naik yang sekarang kebetulan agak turun itu kita harus siap-siap karena subsidi kita kemarin Rp 502 triliun. Kami berharap bisa tekan ke bawah tadi dengan pengurangan mobil, motor ganti dengan listrik, kemudian B40, menaikkan harga Pertalite yang tadi kita subsidi cukup banyak dengan juga tadi Solar," papar dia. Meski kenaikan harga BBM hampir pasti, Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyatakan, pemerintah masih mengkaji wacana tersebut. "Ini yang masih terus dipikirkan, jadi masih dalam penggodokkan. Masih dalam pembahasan, apakah akan dinaikkan apa tidak. Tapi bagaimana ini berjalan dengan baik," kata Ma'ruf dalam siaran pers, Sabtu 20/8/2022. Baca juga Wapres Keputusan Naikkan Harga BBM Bersubsidi Masih Dikaji Meski demikian, Ma'ruf mengakui bahwa subsidi BBM yang ditanggung pemerintah kini sangat besar, sehingga pemerintah perlu mengkaji wacana menaikkan harga BBM bersubsidi. "Nah, jadi kalau ada kenaikan-kenaikan lagi, ini memang supaya subsidi ini bisa sustain, bisa terus berlanjut," ujar Ma'ruf. DPR belum terima informasi Sementara itu, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat DPR RI Puan Maharani menyatakan bahwa hingga hari ini belum ada usulan dari pemerintah yang disampaikan kepada DPR terkait rencana kenaikan harga BBM bersubsidi. "Yang pasti belum ada usulan dari pemerintah untuk kenaikan BBM," ujar Puan saat ditemui di Kompleks Gelora Bung Karno GBK Minggu, 21/8/2022. Puan yang juga Ketua Dewan Pimpinan Pusat DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan PDIP itu enggan menyampaikan sikap partainya terkait isu kenaikan harga BBM dia, keputusan untuk menaikkan harga BBM ada di tangan pemerintah pusat, bukan pihak legislatif, apalagi partai. "Kenaikan BBM itu kan yang memutuskan pemerintah, eksekutif, bukan legislatif, kita tunggu saja pemerintah nantinya menyikapi rencana tersebut seperti apa," kata Puan. "Yang pasti dalam pidato tanggal 16 yang lalu, kami DPR sudah menyampaikan agar pemerintah menggunakan APBN secara efektif, efisien, dan memprioritaskan kepentingan masyarakat," ucap dia. Baca juga Rencana Kenaikan Harga BBM, Inflasi, dan Solusi yang Bisa Ditempuh... Anggota Komisi I DPR RI Ahmad Muzani meminta pemerintah untuk tidak menaikan harga BBM bersubsidi di saat masyarakat sedang optimistis meningkatkan perekonomian akibat pandemi Covid-19. Muzani berpendapat, kenaikan BBM ini akan menimbulkan terjadinya kenaikan inflasi yang dapat membuat harga bahan pokok ikut meningkat. “Setelah berhasil lewati keterpurukan, masyarakat berharap harga pokok dan harga BBM tidak mengalami kenaikan. Meskipun kami menyadari bahwa anggaran subsidi BBM saat ini telah mencapai jumlah yang fantastis, yakni sebesar Rp 502 triliun,” ujar Muzani dalam keterangan pers yang diterima oleh di Jakarta, Jumat 19/8/2022. Sekretaris Jenderal Sekjen Dewan Pimpinan Pusat DPP Partai Gerindra itu berharap, pemerintah mampu meningkatkan pendapatan negara melalui hal lain, misalnya lewat pajak, retribusi, dan penerimaan negara bukan pajak PNBP secara signifikan untuk tahun yang akan datang. “Jalan satu-satunya untuk tidak menaikan harga BBM adalah pemerintah harus mempertimbangkan segala opsi dalam menghadapi situasi seperti ini. Selain itu, pemerintah juga harus cermat dalam mendapatkan sumber-sumber pendapatan negara,” kata Muzani. Isyarat-isyarat dari Jokowi Sebelum wacana kenaikan harga BBM menguat, Presiden Jokowi sudah kerap kali menyinggung soal besarnya subsidi BBM yang ditanggung negara. Baru-baru ini, presiden mengatakan, ada subsidi yang jumlahnya sangat besar untuk bisa menahan agar angka inflasi Indonesia tidak tinggi. Baca juga Selain Menaikkan Harga BBM Subsidi, Pemerintah Juga Percepat Penggunaan B40 dan Kendaraan Listrik Presiden menekankan bahwa subsidi yang besar juga berdampak kepada ketahanan anggaran pendapatan dan belanja negara APBN. "Sekali lagi, kita semuanya harus melihat angka-angka inflasi. Karena angka inflasi yang berada di angka 4,9 persen tadi itu masih didukung oleh ketidaknaikan, tidak naiknya harga BBM kita, Pertalite, Pertamax, solar, LPG, listrik, itu bukan harga yang sebenarnya, bukan harga keekonomian," ujar Jokowi dalam rapat pengendalian inflasi di Istana Negara, Kamis 18/8/2022. "Itu harga yang disubsidi oleh pemerintah yang besarnya, itung-itungan kita di tahun ini subsidinya Rp 502 triliun. Angkanya gede sekali. Ini yang harus kita tahu, untuk apa untuk menahan agar inflasinya tidak tinggi," ujar dia. Namun, Jokowi mengingatkan, besarnya subsidi tidak selamanya mampu ditanggung APBN. Presiden menyebutkan, pemberian subsidi untuk BBM ini akan kembali dihitung oleh Menteri Keuangan. "Apakah terus menerus APBN akan kuat? Ya nanti akan dihitung oleh menteri keuangan," tutur Jokowi. Baca juga Diminta Jokowi Turunkan Harga Tiket Pesawat, Ini 3 Jurus yang Disiapkan Menhub Sementara itu, Pada 7 Juli 2022, presiden juga menyinggung soal kemampuan APBN dalam menanggung subsidi BBM di Tanah Air. Jokowi pun memberikan gambaran jika APBN tidak mampu lagi menanggung subsidi tersebut. Menurutnya, kenaikan harga BBM kemungkinan dapat terjadi sebagaimana kondisi di sejumlah negara."Harga bensin kita masih karena apa ? disubsidi oleh APBN. Jangan tepuk tangan dulu, ini kita masih kuat dan kita berdoa supaya APBN tetap masih kuat memberi subsidi," ujar Jokowi di tengah-tengah sambutannya dalam rangka Hari Keluarga Nasional 2022 di Medan. "Kalau APBN sudah tidak kuat mau gimana lagi? Ya kan? Kalau BBM naik, ada yang setuju?" ucap dia. Pertanyaan tersebut mendapat respons langsung dari masyarakat Medan yang hadir di acara itu. Warga yang hadir pun kompak menjawab "Enggaaak,". "Pasti semua akan ngomong tidak setuju," timpal Jokowi. Baca juga Jokowi dan 3 Menteri Beri Sinyal Kenaikan Harga BBM Subsidi, Ini Respons Pertamina Dia lantas menjelaskan bahwa Indonesia sebenarnya masih melakukan impor untuk separuh dari kebutuhan minyak untuk Indonesia, sehingga, apabila harga minyak di luar naik, Indonesia harus membayar lebih banyak untuk harga impor tersebut. Menurut Jokowi, kenaikan harga jual minyak dunia ini dipengaruhi oleh perang Ukraina-Rusia dan juga kondisi pandemi. Dia mengungkapkan, saat masih normal, harga minyak dunia 60 dollar AS per barrel. Sementara itu, saat ini harganya naik menjadi 110-120 dollar AS per barrel. "Sudah dua kali lipat, hati-hati. Negara kita ini, kita masih tahan untuk tidak menaikan yang namanya Pertalite. Negara lain yang namanya BBM, bensin itu sudah di angka di Jerman," ujar dia. Tidak hanya sekali itu saja Presiden Jokowi menyinggung soal subsidi negara terharap harga jual bensin. Pada Maret 2022 lalu, Jokowi pernah menjelaskan soal setiap negara di dunia yang menghadapi kesulitan karena melonjaknya harga minyak dunia. Lonjakan harga minyak dunia dipicu pasokan global yang semakin ketat. Baca juga Pertamina Patra Niaga Jamin Pasokan BBM Aman Ia menyampaikan, harga minyak dunia saat itu sudah bergerak di atas 100 dollar AS per barrel, melonjak dua kali lipat dari harga normal yang sekitar 50-60 dollar AS per barrel. Kondisi ini membuat sejumlah negara menaikkan harga BBM. Jokowi menilai kenaikan harga BBM menjadi isu yang sensitif di Indonesia. Lantaran, ketika terjadi kenaikan harga BBM, meski tidak lebih besar dibandingkan negara lainnya, pasti memicu gelombang demonstrasi. Kemudian pada April 2022, presiden menyatakan, pemerintah terus berupaya keras agar harga BBM jenis Pertalite tidak naik dari angka Rp per liter yang berlaku saat ini. Lalu pada 21 Juni 2022, Jokowi pernah pula menyinggung besarnya subsidi yang diberikan negara agar harga jual bensin tetap murah untuk masyarakat. Menurut Jokowi, subsidi yang diberikan negara agar harga bensin tetap rendah sangat besar. Dia lantas menyampaikan perhitungan bahwa besar total subsidi yang diberikan negara tersebut bisa digunakan untuk biaya pembangunan Ibu Kota. "Di Singapura bensin sudah Rp Jerman sudah Rp di Thailand sudah Rp kita masih Rp tapi ini yang harus kita ingat, subsidi kita ke sini bukan besar, tapi besar sekali. Bisa buat bangun ibu kota satu. Karena angkanya sudah Rp 502 triliun," kata dia. Baca juga Harga BBM Subsidi Bakal Naik, YLKI Khawatir Pangan Mahal Jokowi menekankan, kondisi seperti ini harus dipahami semua pihak. Sebab, belum bisa dipastikan sampai kapan negara bisa bertahan dengan subsidi sebesar itu. "Kalau kita enggak ngerti angka-angka, kita enggak merasakan betapa besarnya persoalan saat ini. Membangun ibu kota itu IKN Rp 466 triliun. Sementara anggaran ini untuk subsidi," ujar Presiden. "Tapi ini enggak mungkin tidak disubsidi sebab akan rame. Itungan sosial politiknya juga kita kalkulasi," kata dia. Meskipun kerap kali mengeluhkan besaran subsidi BBM yang tinggi, Presiden Jokowi pun sempat menyatakan menjamin pemberian subsidi bahan BBM tetap berlanjut hingga akhir 2022. Hal itu disampaikan Jokowi saat bertemu sejumlah pemimpin redaksi di Istana Kepresidenan pada 13 Juli 2022. "Presiden mengatakan kita sekarang ini dijamin pemerintah sampai akhir tahun subsidi BBM akan terjaga," ujar Pemimpin Redaksi Berita Satu Primus Dorimulu usai pertemuan. "Nah subsidi BBM, subsidi energi kita sudah di atas Rp 500 triliun. Jadi banyak sekali kita punya subsidi energi BBM dan listrik. Itu pemerintah sudah komitmen untuk subsidi," kata dia. Baca juga Dikabarkan Bakal Naik, Cek Harga BBM Saat Ini Terkait subsidi itu akan berlanjut pada 2023 atau tidak, hal tersebut masih akan dilihat perkembangannya. Sebab, apabila harga berbagai komoditas turun, maka harga minyak dunia juga akan ikut turun. "Bagaimana ke depan 2023? Apakah subsidi akan dilonggarkan atau tidak lihat nanti, tapi kalau harga komoditas dunia turun, harga minyak dunia turun, maka harga BBM akan turun juga," jelas Primus yang juga anggota Forum Pemimpin Redaksi itu. "Kita harapkan ketegangan Rusia dan Ukraina mereda, akan sangat membantu ekonomi kita. Presiden yakin kita di atas rata-rata," ujar dia. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Foto Antrean kendaraan untuk pengisian Bahan Bakar Minyak BBM jenis Pertalite di SPBU Kartini Cilandak, Jakarta, Rabu 31/8/2022. CNBC Indonesia/Andrean Kristianto Jakarta, CNBC Indonesia - Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera PKS Mulyanto mengaku terkejut dengan keputusan pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak BBM jenis Pertalite dan Solar pada akhir pekan lalu, 3 September cukup heran dengan kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM subsidi saat ini, terlebih lagi di saat harga minyak mentah dunia kini tengah mengalami tren penurunan. Dia pun menyebut bahwa fraksinya menolak kenaikan harga BBM Pertalite dan Solar ini."Cukup mengejutkan kami, karena kami menolak kenaikan harga BBM subsidi dan mengejutkan lagi sebelum menaikkan BBM karena harga minyak dunia turun," kata Mulyanto dalam acara 'Energy Corner' CNBC Indonesia, Senin 5/9/2022. Foto Komisi VII Sebut Harga Naik Tak Selesaikan Masalah BBM Subsidi, Ini SebabnyaCNBC Indonesia TVKomisi VII Sebut Harga Naik Tak Selesaikan Masalah BBM Subsidi, Ini SebabnyaCNBC Indonesia TVSelain itu, ia juga mengaku tak habis pikir karena kenaikan harga BBM subsidi dilakukan di tengah Pertamina menurunkan harga BBM non subsidinya, termasuk juga badan usaha penyalur swasta lainnya, seperti SPBU Shell, BP-AKR hingga SPBU Mulyanto, dengan keputusan pemerintah menaikkan harga Pertamax, maka perpindahan konsumsi dari BBM non subsidi ke BBM subsidi masih akan terjadi di masyarakat, sehingga subsidi menjadi tak tepat sasaran. Apalagi, imbuhnya, permintaan BBM akan terus meningkat seiring aktivitas masyarakat yang mulai pulih pasca karena itu, dia pun mendorong agar pembatasan pembelian BBM subsidi dapat segera dijalankan."Mobil masih menyedot Solar maupun Pertalite. Belum lagi rembesan ke tambang industri. Ini masih ada. Kalau gak ditata, ini makin gak menyelesaikan masalah," diketahui, pemerintah telah memutuskan menaikkan harga Pertalite, Solar, dan Pertamax pada 3 September 2022 lalu. Harga Pertalite resmi dinaikkan menjadi Rp per liter dari Rp per liter, harga Solar naik menjadi Rp per liter dari Rp per liter, dan Pertamax naik menjadi Rp per liter dari Rp per ada kenaikan harga BBM, subsidi energi hingga akhir tahun ini diperkirakan masih melonjak menjadi sekitar Rp 650 triliun dari asumsi awal Rp 502,4 triliun. Artikel Selanjutnya Harga BBM Pertalite Naik ke Rp Idealkah? wia
JAKARTA, – Direktur Center of Economic and Law Studies Celios Bhima Yudhistira menilai beberapa sektor akan terdampak oleh rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak BBM. Bhima mengatakan, beberapa pelaku usaha yang bergerak di sektor otomotif dan subsektornya akan terdampak paling parah. Kemudian, dilanjutkan oleh subsektor keuangan, dan juga sektor retail yang juga tidak luput dari dampak harga BBM naik. “Yang paling terasa itu di segmen industri otomotif, karena masyarakat akan mengurangi pembelian motor dan mobil. Selain itu, subsektor otomotif seperti bengkel juga terkena imbasnya. Lembaga pembiayaan kendaraan bermotor, dan sektor retail juga akan terdampak,” kata Bhima kepada Rabu 31/8/2022. Baca juga Menimbang Dampak Kenaikan Harga BBM Bersubsidi Dia menilai, dengan harga BBM naik maka masyarakat cenderung membatasi pengeluarannya untuk kebutuhan skunder dan tersier. Sehingga, akan menurunkan daya beli dan mempengaruhi industri. “Masyarakat akan mengurangi belanja barang, karena fokus pada harga BBM yang naik tapi harus dibeli, sehingga mereka mengorbankan kebutuhan sekunder dan tersier mereka,” lanjut dia. Bhima mengungkapkan, sektor elektronik dan juga industri pakaian jadi akan terdampak dari kenaikan harga BBM tersebut. Ini mencakup pengiriman bahan baku yang akan lebih mahal, dan biaya operasional yang juga akan semakin membebani. Baca juga BLT BBM Diluncurkan Hari Ini via PT Pos, Erick Thohir Optimistis Bansos Akan Tepat Sasaran Sementara itu, dari sisi permintaan, dengan pendapatan masyarakat saat ini, tentunya fokus penggunaan lebih kepada pembelian BBM. Di sisi lain, UMKM juga tidak luput terdampak oleh kenaikan harga BBM. Bhima menilai, pemerintah juga perlu memberikan bantuan kepada UMKM, seperti tambahan subsidi bunga KUR, hingga permodalan. Di sisi lain, dengan kenaikan beban operasioanl, dan potensi penurunan daya beli konsumen, bukan tidak munggkin pelaku UMKM melakukan efisiensi. “Khawatirnya ada korelasi harga BBM naik, dengan penurunan jumlah pekerja UMKM, karena pelaku usaha UMKM melakukan efisiensi dalam menghadapi inflasi yang lebih tinggi, dan turunnya permintaan,” jelasnya. Sebagai informasi, pemerintah mulai hari ini mulai menyalurkan bantuan langsung tunai BLT atas pengalihan subsidi bahan bakar minyak BBM yang diluncurkan Presiden Joko Widodo di Kantor Pos Cabang Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Rabu 31/8/2022. Adapun tujuan BLT BBM ini adalah untuk meningkatkan daya beli masyarakat tersebut merespons kecenderungan kenaikan harga akibat pengaruh global. BLT BBM ini merupakan satu dari tiga bantuan tambahan dari pemerintah, dengan total anggaran sekitar Rp 24,17 triliun. Penyerahan BLT BBM diberikan kepada 20,6 juta masyarakat penerima manfaat dengan besaran bantuan Rp per orang selama empat bulan. Nantinya, setiap orang menerima Rp dan pemberian BLT BBM itu akan dilakukan sebanyak dua kali. Baca juga Harga BBM Bakal Naik, Ekonom Nilai Bantalan Sosial Rp 24,17 Triliun untuk Masyarakat Miskin Terlalu Kecil Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga Bahan Bakar Minyak BBM bersubsidi sudah naik. Dampaknya tentu besar, karena BBM adalah barang yang menyangkut hajat hidup orang pekan lalu, Presiden Joko Widodo Jokowi dan sejumlah menteri membuat pengumuman mengejutkan. Setelah cukup lama menjadi bahan spekulasi, akhirnya kenaikan harga BBM benar-benar dieksekusi. Efektif per 4 September 2022 pukul 1430 WIB. Harga BBM jenis RON 90 atau Pertalite naik dari Rp menjadi Rp Sementara harga minyak diesel atau Solar naik dari Rp ke Rp dan Solar adalah BBM bersubsidi. Namun bukan yang bersubsidi saja yang naik, harga BBM non-subsidi juga didongkrak. Harga BBM jenis RON 92 atau Pertamax naik dari Rp menjadi Rp sisi pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN, menaikkan harga BBM memang sulit terhindarkan. Pertanyaannya bukan lagi naik atau tidak, tetapi kapan bakal 2022 disusun dengan asumsi rata-rata harga minyak Indonesia ICP di US$ 63/barel. Nyatanya, harga si emas hitam sudah jauh di atas ICP dekat dengan brent, sehingga keduanya bisa disandingkan. Sepanjang 2022, rata-rata harga brent ada di US$ 103,87/barel. Jauh di atas asumsi APBN lain yang akan mempengaruhi anggaran subsidi dan kompensasi BBM adalah nilai tukar. Sebab, Indonesia adalah negara berstatus net-importir minyak. Produksi dalam negeri belum bisa memenuhi permintaan sehingga ada komponen impor, yang dibayar dengan mata uang asing, utamanya dolar Amerika Serikat AS. Jadi saat rupiah melemah, maka biaya impor akan membengkak dan membuat biaya pengadaan BBM ikut 2022 mengasumsikan rata-rata nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di Rp Hingga 2 September, rata-ratanya adalah Rp Masih berada di atas ini, anggaran untuk subsidi dan kompensasi energi diperkirakan melonjak hingga Rp 502,4 triliun. Ingat, itu baru subsidi energi saja, belum non-energi. Namun jumlahnya sudah jauh melampaui pagu awal di Undang-undang UU APBN 2022 di mana anggaran subsidi ditetapkan Rp 206,96 karena itu, langkah pengendalian harus segera dilakukan. Jika kondisi masih seperti sekarang, business as usual, maka permintaan Pertalite akan meningkat sehingga beban subsidi dan kompensasi makin satu pengendalian itu adalah melalui harga. Saat harga Pertalite naik, maka diharapkan masyarakat akan mengurangi konsumsi sehingga biaya subsidi bisa ditekan. Selain itu, kenaikan harga juga membuat selisih harga yang ditanggung negara berkurang yang otomatis menurunkan beban subsidi. Harga BBM Naik, Inflasi Melejit BACA HALAMAN BERIKUTNYA
jika harga bbm diumumkan akan naik maka permintaan bbm akan